Edukasi green polician Kapolda Riau kunjungi keluarga gajah di TWAa bulu cina

KAMPAR – Komitmen penegakan hukum berbasis lingkungan atau green policing kembali ditegaskan Kapolda Riau Irjen Herry Heryawan saat melaksanakan patroli pengamanan kawasan konservasi dan hutan di Taman Wisata Alam (TWA) Buluh Cina.

Kapolda mendatangi kawasan konservasi yang Kabupaten Kampar, itu pada Kamis (6/11).

Dalam patroli tersebut, Kapolda meninjau aktivitas pelestarian satwa dilindungi, termasuk gajah Sumatera yang dibina di sana.

Irjen Herry juga menyempatkan diri mengunjungi seekor anak gajah berusia satu tahun bernama Dona, anak dari induk betina Ngatini dan gajah jantan Robin.

Kapolda terlihat berinteraksi secara langsung dengan Dona, memberi makan tebu dan nenas sembari berbincang dengan pawang serta petugas konservasi.

“Patroli ini bagian dari koordinasi dan penguatan sinergitas penegakan hukum di bidang kehutanan dengan BKSDA dan instansi terkait lainnya,” ujar Irjen Herry.

Ia menegaskan bahwa Polda Riau akan terus memperkuat upaya penindakan terhadap perambahan hutan, perburuan satwa, dan berbagai praktik ilegal di kawasan konservasi.

TWA Buluh Cina Dikembangkan untuk Wisata Edukasi Gajah dan “Peluk Pohon”

Kepala BBKSDA Riau Supartono menjelaskan, kunjungan Kapolda bertepatan dengan patroli rutin pengamanan hutan.

“Beliau mampir untuk melihat potensi wisata alam TWA Buluh Cina dan berinteraksi dengan tiga gajah jinak kami. Beliau sangat senang melihat kondisi gajah di sini,” kata Supartono.

BBKSDA menargetkan TWA Buluh Cina menjadi salah satu destinasi wisata alam unggulan Provinsi Riau.

Selain edukasi gajah, kawasan ini akan mengembangkan wahana wisata peluk pohon (tree hugging)aktivitas relaksasi dan penyembuhan mental melalui sentuhan langsung dengan pohon-pohon besar yang berusia puluhan tahun.

Supartono menyebut, patroli gabungan bersama kepolisian penting dilakukan karena kawasan konservasi masih menghadapi ancaman perambahan dan aktivitas ilegal.

“Setiap kawasan pasti memiliki gangguan. Di ujung TWA ini ada bagian yang sudah dibuka menjadi kebun sawit. Dulu itu lahan masyarakat yang diserahkan ke pemerintah,” ujarnya.(Salim)