Ribuan suporter PSPS Pekanbaru bentang spanduk R.I.P tari selamatkan Tesso Nilo
Pekanbaru-Suasana haru menyelimuti Stadion Kaharuddin Nasution, Pekanbaru, Sabtu (20/9/2025) petang, saat ribuan suporter PSPS Pekanbaru di tribun utara membentangkan spanduk raksasa bergambar gajah dengan tulisan “R.I.P Tari, Selamatkan Tesso Nilo”.
Selain itu, para seporter juga menyuarakan Green Policing, program inisiasi Kapolda Riau Irjen Pol Hery Heryawan yang menekankan pentingnya menjaga alam dan satwa liar.
Aksi tersebut menjadi pesan emosional di tengah laga antara PSPS Pekanbaru melawan PSMS Medan pada lanjutan Grup A Liga 2 Indonesia musim 2025/2026.
Tak hanya spanduk, para suporter juga menampilkan ikon Gajah Domang, maskot kebanggaan PSPS, diiringi yel-yel dukungan yang menggema meski hujan deras mengguyur babak kedua.
Momen itu sontak membuat suasana stadion berubah pilu. Ribuan pasang mata seakan terhanyut dalam duka mendalam atas kematian mendadak Tari, seekor anak gajah yang baru-baru ini ditemukan mati di kawasan Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN), Pelalawan, Riau.
“Ini bukan sekadar dukungan untuk tim, tapi juga pesan untuk semua pihak agar peduli terhadap satwa Sumatera yang kian terancam,” teriak salah seorang suporter dengan mata berkaca-kaca.
Namun, selepas aksi emosional itu, sorak-sorai kembali bergema. Pertandingan yang sejak awal berlangsung panas semakin seru.
PSMS Medan lebih dulu unggul melalui sundulan Vitor Hugo di menit ke-8. Tapi tuan rumah berhasil menyamakan kedudukan menjelang turun minum lewat sontekan Cristian Alex Da Silva Santos pada menit ke-43.
Memasuki babak kedua, PSPS membalikkan keadaan. M. Rafly Selang mencetak gol indah melalui tendangan bebas di menit ke-48, membuat tribun berguncang oleh euforia ribuan penonton. Skor sementara 2-1 untuk keunggulan tuan rumah.
Duel klasik ini bukan hanya soal perebutan tiga poin perdana di fase grup, melainkan juga soal gengsi dua klub legendaris Sumatera. Dan di balik panasnya pertandingan, aksi suporter PSPS menghadirkan pesan mendalam, sepak bola bisa menjadi suara lantang untuk menyelamatkan satwa dan hutan Sumatera. (Salim